Senin, 25 Februari 2019

-pelukan senja-

Kala itu seorang insan tengah memeluk lututnya dibawah atap alam
Dalam jingganya alam bergumam
Boleh kah aku bahagia ? boleh kah aku mencintai? Boleh kah aku bersamaMu ?
Insan itu hampir patah bahkan hancur
Apa yang diperjuangkannya terasa sia-sia
Bertahun bertahan agar bisa bersama
Namun  terpisah karena keadaan
Jaraknya dekat, namun tiap kali mengingat ada yang sesak di dada sampai tenggorokan
Tak mampu berbahasa, hanya mampu berurai tetesan
Dia insan
Punya hak sebagai insan
Harus mengalah karena keadaan
Dia insan yang selalu berdoa
Pertemukan dan persatukan kami
Agar semua rasa sakitnya hilang
Dia insan yang selalu memikirkan bagaimana caranya ia “kembali” tanpa ditangisi
Dia insan yang selalu berdoa untuk selalu bersama dikehidupan abadiNya

Dia insan
dia diriku,dirimu, dan kita

#ZA
25.02.2019



MenujuMu

Dalam perjalanan....
Di fajar dan senjanya
Di hujan dan panasnya
Dimanapun jalur perjalanannya
Seolah menggenggam lalu menguatkan,
Seolah merangkul lalu menghangatkan dan tak pernah membuat kecewa apapun keadaannya ..

Dia diriMu
Tempat hati ini 'pulang' dan bersandar
Meluapkan segala rasa
Guratan jingga indahnya menegaskan kepastian langkah menuju dan bersamaMu

Menjadi tempat terakhir perjalanan
Membawa apa yang sudah dipersiapkan . entah matang atau tidak, entah baik atau tidak

Perjalanan menujuMu lagi-lagi sebuah kepastian
Bagai perputaran jarum jam yang tak pernah mundur
Lalu jika sudah waktunya berhenti jarum jam itu
Apa yang sudah dipersiapkan untuk bertemuMu

-pesankematian-
#ZA