Jumat, 22 Mei 2020

Tuhan, Aku Jatuh cinta

Dalam larutnya.

Ada yang tengah terlelap dalam mimpi.

Seakan mengajaknya ke suatu tempat dan waktu.

Untuk membicarakan yang selama ini dia impikan.

 

Sosok tengap hangat itu tepat di manik mata indahnya.

Membuat dia hilang dalam bayangan.

Sosok itu memberikan sebuah cincin dengan berisyarat menunjukan jari tangannya untuk memakai sama dengan apa yang dia pakai.

 

Lalu sayup – sayup terdengar suara panggilan Tuhan memanggil menjelang fajar.

Dia beranjak dari tidur lelapnya.

Oh, ternyata sebatas mimpi.

Anehnya, mengapa seperti nyata?

Pertanda apakah ini? Tanya dalam hatinya

 

Kejadian malam itu, hujan lebat itu mengingatkan tentang bagaimana mereka menceritakan kisahnya dan sama.

Hampir lepas dini hari,

Hujan itu makin deras mengguyur,membasahi bumi dengan pekat.

Dia berinsiatif menerobos lebatnya hujan itu dan mengakhiri pembicaraannya.

Di akhiri pembicaraannya terselip sebuah kalimat

“kita akan mulai jika kita telah masing-masing selesai ya”

 

Berbulan – bulan tak ada yang ganjil.

Tepat setahun pertemuan itu, dia bertemu dan tak ada sepatah kata hangatpun terucap.

Di akhir pertemuan akhinya berucap
“saya pulang ya”

Dia membalas dengan anggukan dan senyum tipisnya.

 

Perasaan menganjal dan bersalah muncul setelah dua tahun

Apakah dia tak peka? Apakah dia jatuh cinta?

 

Ya . dia mengakui sekarang cinta itu ada.  Berawal dari laki-laki itu. Berawal dari pertemuan pertahun.

 

Namun, jarak dan balasan pesan yang tak kunjung dibalas membuat dia menyerah .


Akhirnya..

Berulang kali.

Dia berusaha melupakan.


Lama

Lama

Lama

 

 

Mimpi itu datang lagi.

Sosok itu tepat depan mata lagi.

Tapi.

Tanpa sepatah kata.

Mengisyaratkan melepas cincinnya.

Lagi.

Dia terbangun.

Dan tersadar ternyata bukan dia yang jatuh cinta.

 

Tuhan yang jatuh cinta kepada dia.

Dengan menunjukan bahwa bukan dia.

 

 

 

1 komentar: